Minggu, 09 November 2008

tips mengatasi kenakalan remaja

7 KIAT MEMBIASAKAN MEMBACA EFEKTIF
Dikirim TIPS pada Januari 21, 2008 oleh h4b13
1. Membaca = Memahami
Kiat pertama ini diangkat dari “firman imperative” dalam surah pertama Al-Quran, Al-Alaq, yang berbunyi “iqra”.Menurut pakar tafsir Al-Quran, Dr. M.Quraish Shihab, kata “iqra” ini terambil dari kata “qara’a” yang berarti “menghimpun”. Merujuk ke ayat pertama surah tersebut, membaca sama dengan “menghimpun makna”. Dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara jelas baca (membaca) itu diartikan juga sebagai aktifitas “memahami”

2. Membaca = Memaknai
Membaca dalam arti memahami akan menjadi sangat efektif apabila dalam proses pemahaman itu sang pembaca menyertakan keinginannya atau mencantolkan “apa saja yang dimauinya” ke dalam teks-teks yang dibacanya. Proses memaknai akan memunculkan dorongan dari dalam atau antusiasme yang menggila untuk terus mau membaca.
3. Membaca = Memperluas wawasan yang memperkaya perspektif
Kiat ketiga ini merupakan salah satu contoh memaknai dalam tingkat yang sangat “umum”. Namun, sifat keumuman ini menjadi penting karena sifat kepastiannya (yaitu bila dalam proses membaca itu seseorang mampu menempuh secara benar dua kiat sebelumnya). Bisa jadi, seseorang yang kurang suka membaca buku, agak kesulitan untuk memandang suatu persoalan secara luas dan meninjaunya dari pelbagai sudut pandang.
4. Kecintaan membaca = Kecintaan Belajar
Kiat keempat ini merupakan pemupukan atau pembiasaan aktivitas membaca yang memenuhi syarat ketiga kiat sebelum ini. Bagi para pembaca tekun, tumpukan pemahaman, pemaknaan, dan kekayaan ilmu akan membuatnya mencintai aktivitas mulia ini. Ada pepatah Jawa yang menarik, yaitu writing tresno jalaran suko kulino. Dan menurut pakar membaca Mary Leonhardt, kecintaan membaca identik dengan kecintaan untuk mempelajari sesuatu yang baru atau yang akan terjadi
5. Kita harus gemar membaca agar dapat membaca dengan baik
Pembiasaan – baik membaca yang dipupuk sedikit demi sedikit disertai kesabaran tinggi akan membuahkan suatu kegemaran. Atau, kalau susah sekali memantik minat untuk sungguh-sungguh membaca, ya berusaha-keraslah untuk menggemari aktivitas membaca. Kegemaran akan melahirkan penemuan sutu metode efektif dalam hal membaca sesuai dengan karakter masing-masing pembaca. Misalnya, secara otomatis, seorang pembaca akan tiba-tiba mencatat, memberi tanda, dan mensistematisasi aktivitas membacanya.
6. Membaca dengan baik = menyantap “makanan ruhani”

secara teratur, sebagaimana kita melakukan sarapan pagi, makan siang, diselingi “ngemil” di sore hari, dan akhirnya makan malam.
Ini contoh pemaknaan sederhana atas hasil yang diharapkan lahir dari kiat kelima. Akhirnya toh, sebagaimana pernah disampaikan oleh pujangga Inggris, “We first our habits, then our habits make us”.Pada mulanya, kitalah yang menciptakan kebiasaan. Lama –kelamaan, kebiasaan yang kita ciptkan itulah yang membangun watak kita.
7. Membaca adalah salah satu ektivitas terpenting sepanjang hayat, lebih-lebih lagi di era Internet yang sarat percepatan dan perubahan seperti saat ini.
Kiat terakhir ini semacam sugesti :pembangkit harapan dan semangat. Bagaimana kita mampu mengejar ketinggalan atau menyesuaikan dengan perubahan yang tengah terjadi bila kita enggan belajar terus lewat kegiatan yang paling mudah:membaca?

Tinggalkan komentar »

KENAPA AIR LAUT BERWARNA BIRU ?
Dikirim tau nggak sich ? pada Januari 21, 2008 oleh h4b13
Siapapun tahu dan kamu tidak akan menyangkal kalo air yang murni itu tidak memiliki warna. Sama seperti kaca, Bening! Lantas mengapa air laut berwarna biru? And…langit juga berwarna biru?

Cari ketemu cari, akhirnya SEGITIGA berhasil memperoleh data dari fisikaasyik.com bahwa warna biru itu berasal dari cahaya matahari yang memiliki panjang gelombang yang besar. Ketika memasuki atmosfir Bumi, panjang gelombangnya mengecil dan memencar. Panjang gelombang yang baru ini besarnya sama dengan panjang gelombang warna biru. Sebenarnya, peristiwa ini tidak berbeda dengan masuknya cahaya melalui prisma. Cahaya yang masuk bakal terbias menjadi beberapa warna utama: ungu, nila, biru, hijau, kuning, jingga dan merah. Warna ungu memiliki panjang-gelombang tertinggi, dan warna merah terkecil - sehingga muncul istilah ultraungu dan inframerah.

So, bagaimana dengan air laut yang berwarna biru? Hal itu karena pantulan gelombang warna itu. Itulah sebabnya kenapa air di bak mandi anda kadang-kadang terlihat hijau atau biru atau putih. Cahaya matahari sebenarnya berwarna putih. Cahaya putih itu sendiri merupakan gabungan dari berbagai energi gelombang. Kenapa tampak kuning? Tak lain karena terbiasnya gelombang warna biru.

Nggak percaya? Kamu bisa buktiin dengan cara berikut. Arahkan tiga buah lampu bewarna merah, biru dan hijau pada satu layar. Gabungkan dari kegita warna cahaya ini bakal menghasilak warna putih. Lalu coba matikan lampu biru, maka gabungan kedua lampu lainnya - merah dan hijau- akan menghasilkan warna kuning. Masih nggak percaya….lakukan percobaan sendiri!

Tinggalkan komentar »

SEJARAH WWW
Dikirim tau nggak sich ? pada Januari 21, 2008 oleh h4b13
Sejarah Web bermula di European Laboratory for Particle Physics (lebih dikenal dengan nama CERN), di kota Geneva dekat perbatasan Perancis dan Swiss. CERN bukanlah suatu institusi Swiss, tetapi merupakan suatu organisasi yang didirikan oleh 18 negara di Eropa. Dibulan Maret 1989, Tim Berners dan peneliti lainnya dari CERN mengusulkan suatu protokol sistem distribusi informasi di Internet yang memungkinkan para anggotanya yang tersebar di seluruh dunia saling membagi informasi dan bahkan untuk menampilkan informasi tersebut dalam bentuk grafik.

Web browser pertama dibuat dengan berbasiskan pada teks. Untuk menyatakan suatu link, dibuat sebarisan nomor yang mirip dengan suatu menu. Pemakai mengetikkan suatu nomor untuk melakukan navigasi di dalam Web. Kebanyakan software tersebut dibuat untuk komputer-komputer yang menggunakan UNIX, dan belum banyak yang bisa dilakukan oleh pemakai komputer saat itu yang telah menggunakan Windows. Tetapi semua ini berubah setelah munculnya browser Mosaic dari NCSA (National Center for Supercomputing Applications).

Di bulan Mei 1993, Marc Andreesen dan beberapa murid dari NCSA membuat Web browser untuk sistem X-Windows yang berbasiskan grafik dan yang mudah untuk digunakan. Dalam beberapa bulan saja, Mosaic telah menarik perhatian baik dari pemakai lama maupun pemakai baru di Internet. Kemudian NCSA mengembangkan versi-versi Mosaic lainnya untuk komputer berbasis UNIX, NeXT, Windows dan Macintosh.

Pada tahun 1994, Marc Andreesen meninggalkan NCSA, dan kemudian bersama Jim Clark, salah satu pendiri dari Silicon Graphics, membuat Netscape versi pertama. Kehadiran Netscape ini menggantikan kepopuleran Mosaic sebagai Web browser dan bahkan sampai saat ini Netscape merupakan browser yang banyak digunakan setelah Internet Explorer dari Microsoft. Pada tahun yang sama CERN dan MIT mendirikan suatu konsorsium yang dinamakan World WIde Web Consortium (W3C) yang bertugas untuk membangun standar bagi teknologi Web. Teknologi terakhir yang dikembangkan oleh konsorsium ini adalah HTML Level 3.2 dengan nama kode Wilbur, yang belum banyak di implementasikan oleh browser-browser. Salah satu browser yang telah menerapkan HTML 3.2 adalah Internet Explorer 3.0 dari Microsoft.

Pada awal perkembangannya, sewaktu browser masih berbasiskan teks hanya terdapat sekitar 50 website. Di akhir tahun 1995 jumlah ini telah berkembang mencapai sekitar 300.000 web site. Dan diperkirakan sekarang ini jumalh pemakai Web telah mencapat sekitar 30-an juta pemakai diseluruh dunia

Tinggalkan komentar »

MENGAPA BELAJAR JADI SUSAH?
Dikirim Fenomena pada Januari 21, 2008 oleh h4b13
MENGAPA BELAJAR JADI SUSAH?

Yang namanya belajar diapa-apain juga kalah ama final fantasi, boys dont cry and mall. Baru nyerah kalau besoknya ada ulangan. Tapi jangan salah, ada juga yang nyante aja, brangkat pagi cari posisi, beres or, nulis contekan pakai kaca pembesar (abis nulisnya kecil banget seh).

Anyway, walaupun begitu masih lebih banyak kok di antara kita yang merasa kalau belajar itu harus dan perlu. Nah, di bawah ini ada lima hal yang harus kamu kenali yang biasanya membuat kamu be-te untuk belajar. Dengan mengenali lima hal ini, berarti udah separo jalan buat belajar.

1. Kebayang guru yang ngajar
Seringkali, karena cara ngebawainnya engga cool, membuat pelajaran yang diberikan jadi nggak masuk. Belum lagi kalo gurunya terkenal killer atau super cuek. Wah yebelin banget, penolakan terhadap guru ini secara engga langsung membuat males belajar

2. Image pelajaran susah
Ini juga, belum-belum udah kalah sebelum bertanding pokoknya susah aja, padahal belum tentu kan? Asal tahu aja, semua pelajaran yang diberikan itu udah disesuaikan dengan taraf belajar dan umur kita.

3. Enggak pernah ngikutin serius
Ini yang nggak fair, kenapa juga kagak serius ngikutinnya. Hal kayak gini ini yang perlu dirubah, kaga pernah terlambat buat memulai, itu semboyannya.

3. Kaga interest
Wah ujung-ujungnya pasti kalau ditanya jawabnya begitu, alasannya? Alasan lain, merasa kalau kaga efek buat kita-kita? Mungkin karena kita kaga tau mesti buat apaan ilmu-ilmu yang kita dapat itu? Padahal dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menjumpai hal-hal yang merupakan aplikasi dari ilmu-ilmu yang kita pelajari. Contohnya, gimana sih kok internet bisa nyambung sampai kamu bisa ngebacanya ? ini juga tantangan loh!!

4. Kaga punya buku
Yang ini kaga usah diomongin, kamu bisa fotokopi, pinjem atau nyuri (asal siap-siap aja ketangkep) Yang terakhir ini sangat-sangat kaga dianjurin dan inget dosa!!
Nah, yang pertama sekali tumbuhkan interest pada diri kamu. Cari tahu nantinya buat apa ilmu yang kamu pelajari, dengan begitu akan ada tantangan untuk mengetahui lebih banyak. Buang deh perasaan nyerah duluan, modalnya satu ‘nekad!!’ Orang kaga rugi, nothing to loose lah. Kalau udah gitu baru buka tuh buku.

Tinggalkan komentar »

TIPS SAAT UJIAN
Dikirim TIPS pada Januari 14, 2008 oleh h4b13
Sukses atau gagalnya ujian yang kamu hadapi tergantung dari persiapan fisik dan mental kamu (tentunya selain kamu udah belajar giat). Dibawah ini beberapa tips yang mungkin dapat membatu kamu dalam menghadapi ujian.

1. Siapkan peralatan ujian dengan baik
Biasanya setiap ujian membutuhkan peralatan berbeda-beda. Misalkan ujian gambar berbeda denagn ujian tertulis biasa. Peralatan ujian yang biasa dibawa adalah pendil, pulpen, kalkulator, kamus, penghapus, tip ex, dan penggaris.

2. Datanglah lebih cepat sebelum ujian dilaksanakan.
Dengan datang lebih awal (minimal 15 menit sebelum ujian dilaksanakan), kamu akan punya waktu untuk mempersiapkan mental dan fisikmu yang akhirnya akan membantumu untuk lebih berkonsentrasi selama mengerjakan ujian.

3. Tenang dan percaya diri.
Sebelum mengerjakan ujian, biasakan untuk berdoa. Dengan berdoa kamu akan lebih percaya diri dan siap mengerjakan ujian.

4. Jangan Tegang Santailah dalam mengerjakan setiap ujian.
Sebab kondisi tegang saat ujian akan merusak konsentrasimu.

5. Membaca Perintah Ujian
Sebelum mulai mengerjakan ujian, bacalah perintah soal ujian dengan baik dan tidak terburu-buru. Sebab seringkali perintah untuk menjawab tidak sesuai dengan ujian yang lainnya.

6. Seleksi soal
Seleksi soal maksudnya adalah seleksilah soal yang kamu anggap mudah/bisa dengan cepat menjawabnya. Hal ini akan membantumu mengurangi pemborosan waktu menjawab.

7. Metode menjawab
* Soal-soal pilihan ganda
Langsung abaikan jawaban yang kamu tahu salah. Jangan menebak suatu pilihan jawaban ketika kamu tidak mengetahui secara pasti dan ketika hukuman pengurangan nilai digunakan. Karena pilihan pertama akan jawabanmu biasanya benar, jangan menggantinya kecuali bila kamu yakin akan koreksi yang kamu lakukan.
* Soal ujian esai
Pikirkan dulu jawabannya sebelum menulis. Buatlah kerangka jawaban singkat untuk esai dengan mencatat dulu beberapa ide yang ingin kamu tulis. Kemudian nomori ide-ide tersebut untuk mengurutkan mana yang hendak kamu tuliskan lebih dahulu. Usahakan untuk menuliskan secara langsung point pertama dari jawaban sehingga jawabanbu tidak akan melenceng kemana-mana.

8. Baca Kembali
Bacalah kembali jawaban yang sudah kamu tulis, sehingga jika ada kekurangan kamu akan dapat segera memperbaikinya.

9. Jangan terburu-buru
Jangan pernah mengerjakan ujian secara terburu-buru. Hal ini menyebabkan jawaban ujianmu tidak bisa maksimal. Jika sudah selesai mengerjakanpun, jangan terburu-buru keluar ruangan. Pergunakan sisa waktu ujian untuk memeriksa
kembali jawabanmu.

10. Tutup dengan Doa
Sebagaimana kamu berdoa untuk mulai mengerjakan ujian, berdoalah juga setelah selesai mengerjakan. Semoga apa yang sudah kamu kerjakan benar dan mendapat nilai yang baik

Tinggalkan komentar »

10 TIPS PENCARIAN INFORMASI YANG EFEKTIF DI INTERNET
Dikirim TIPS pada Januari 14, 2008 oleh h4b13
Bila Anda sering memanfaatkan internet sebagai sumber informasi, ada baiknya menerapkan beberapa tips di bawah ini.

1. Gunakan Beberapa “Browser” Sekaligus
Mungkin ini bukan jadi rahasia lagi bagi kamu. Tapi ada baiknya kamu buka beberapa Browser sekaligus. Dengan cara ini kamu bisa buka-buka browser lain selagi nunggu download situs lainnya selesai
Caranya? 1. Klik Menu File (di kiri atas layar)
2. Pilih New Web Browser (atau New Window). Atau tekan ^N Setelah itu akan muncul window lain yang bisa Anda gunakan untuk menelusuri situs lainnya dengan mengetikkan alamat URLnya. Mudah, kan?

2. Matikan Option Graphics Dan Lihat Gambar Seperlunya
Time Out…Time Out…Wah gawat kalau sudah begini. Kalau kamu sering mengalaminya, ada baiknya kamu matikan aja option graphics-nya. Karena file-file gambar/image inilah yang sering kali berukuran besar-besar. Caranya? Gunakan option Image dimana gambar-gambar tidak akan ditampilkan lebih dulu begitu proses download selesai. Bila ada gambar yang ingin kamu lihat, arahkan mouse ke kotak gambar tersebut, klik tombol kanan mouse dan pilih “Show Image” atau “Show Picture”.

3. Jangan Takut Menggunakan Tombol Back
Jangan sekali-sekali takut untuk menekan tombol Back, bila kamu salah mengklik link. Bila kamu salah mengklik link, kamu nggak perlu nunggu proses “download” selesai. Klik aja tombol Back secepatnya. Atau, bila tampilan di layar belum berubah, klik tombol Stop. Kedua cara di atas akan menghemat waktu atas kesalahan yang dilakukan.

4. Loncat!
Tapi tombol back, tidak selalu efektif untuk digunakan bila kamu ingin kembali ke link-link sebelumnya. Karena kamu harus mengklik tombol Back beberapa kali. Nah, ada cara yang lebih cepat. Gunakan menu Go, lalu pilih judul web yang kamu inginkan. Cara ini jauh lebih cepat dan lebih tepat karena Kamu bisa langsung “loncat” ke halaman yang diinginkan.

5. Ambil Keputusan dengan Cepat!
Ini bisa menghemat uang kamu, jika kamu sedang menelusuri hasil pencarian search engine atau hirarki internet directory. Pasalnya, saat menggunakan menggunakan web browser, komputermu saat itu sedang terhubung ke ISP. Ini berarti semakin lama tersambung ke ISP, berarti semakin tinggi biaya yang harus dikeluarkan.

6. Gunakan BookMark!
Bookmark, bookmark, bookmark. Gunakan bookmark untuk “mengingat” alamat situs yang menarik bagi Kamu. Begitu menemukan informasi yang diinginkan, bookmark-lah alamat situs tersebut. Biasanya dengan cara menekan tombol ^D, alamat halaman yang bersangkutan langsung bisa diingat web browser. Lihat juga Tips No. 8.

7. Jangan Ragu Untuk Mengulang
Sering kali komputer kita kelihatan “hang” saat kita sedang men-download suatu hompage. Ini dapat berlangsung hingga lebih dari 5 menit tanpa ada penambahan yang ditampilkan di layar. Tentu saja peristiwa seperti ini membuat kesal. Untuk menghindarinya hal seperti ini, klik saja tombol Reload/Refresh. Cara ini seringkali sukses.

8. Kategorikan Bookmark Anda
Bila kamu telah menerapkan Tips No. 6 diatas, jangan berhenti sampai di situ. Seperti kertas-kertas diatas meja, jika tidak kamu kumpulkan dan atur sedemikian rupa, cepat atau lambat akan mempersulit kamu sendiri. Terutama bila kumpulan bookmark Anda sudah banyak sekali. Buatlah folder

9. Malu Bertanya Sesat di Jalan
Ternyata pepatah lama tetap berlaku, walaupun banyak orang bilang, internet itu gudangnya informasi. Tapi masalahnya terlalu banyaknya informasi yang ada di sana. Oleh karena itu, jangan ragu-ragu bertanya ke mailing list, atau ke newsgroup yang berhubungan dengan pertanyaan kamu.

10. Hindari Waktu Sibuk Internet
Gimana performance koneksi internet kamu? Lambat? Jika demikian pernahkah kamu perhatikan kapan koneksi terasa lambat? Salah satu penyebab kelambatan adalah terlalu banyak pemakai dalam waktu yang sama. Untuk mengatasi masalah ini, kamu bisa bereksperimen dengan mengubah waktu-waktu koneksi internet. Mungkin bila kamu melakukan surfing sekitar jam 5.00 pagi (setelah subuh) koneksi internet kamu bakalan lebih cepat. Diperkirakan saat itu masih sedikit yang memakai internet, karena belum banyak yang pada melek. Atau bisa saja kamu melakukannya tengah malam.

Tinggalkan komentar »

HAL - HAL YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA KENAKALAN REMAJA
Dikirim INFO pada Januari 14, 2008 oleh h4b13
Kenakalan remaja dapat ditimbulkan oleh beberapa hal, sebagian di antaranya adalah:

PENGARUH KAWAN SEPERMAINAN
Di kalangan remaja, memiliki banyak kawan adalah merupakan satu bentuk prestasi tersendiri. Makin banyak kawan, makin tinggi nilai mereka di mata teman-temannya. Apalagi mereka dapat memiliki teman dari kalangan terbatas. Misalnya, anak orang yang paling kaya di kota itu, anak pejabat pemerintah setempat bahkan mungkin pusat atau pun anak orang terpandang lainnya. Di jaman sekarang, pengaruh kawan bermain ini bukan hanya membanggakan si remaja saja tetapi bahkan juga pada orangtuanya. Orangtua juga senang dan bangga kalau anaknya mempunyai teman bergaul dari kalangan tertentu tersebut. Padahal, kebanggaan ini adalah semu sifatnya. Malah kalau tidak dapat dikendalikan, pergaulan itu akan menimbulkan kekecewaan nantinya. Sebab kawan dari kalangan tertentu pasti juga mempunyai gaya hidup yang tertentu pula. Apabila si anak akan berusaha mengikuti tetapi tidak mempunyai modal ataupun orangtua tidak mampu memenuhinya maka anak akan menjadi frustrasi. Apabila timbul frustrasi, maka remaja kemudian akan melarikan rasa kekecewaannya itu pada narkotik, obat terlarang, dan lain sebagainya.Pengaruh kawan ini memang cukup besar. Dalam Mangala Sutta, Sang Buddha bersabda: “Tak bergaul dengan orang tak bijaksana, bergaul dengan mereka yang bijaksana, itulah Berkah Utama”. Pengaruh kawan sering diumpamakan sebagai segumpal daging busuk apabila dibungkus dengan selembar daun maka daun itupun akan berbau busuk. Sedangkan bila sebatang kayu cendana dibungkus dengan selembar kertas, kertas itu pun akan wangi baunya. Perumpamaan ini menunjukkan sedemikian besarnya pengaruh pergaulan dalam membentuk watak dan kepribadian seseorang ketika remaja, khususnya. Oleh karena itu, orangtua para remaja hendaknya berhati-hati dan bijaksana dalam memberikan kesempatan anaknya bergaul. Jangan biarkan anak bergaul dengan kawan-kawan yang tidak benar. Memiliki teman bergaul yang tidak sesuai, anak di kemudian hari akan banyak menimbulkan masalah bagi orangtuanya.

Untuk menghindari masalah yang akan timbul akibat pergaulan, selain mengarahkan untuk mempunyai teman bergaul yang sesuai, orangtua hendaknya juga memberikan kesibukan dan mempercayakan sebagian tanggung jawab rumah tangga kepada si remaja. Pemberian tanggung jawab ini hendaknya tidak dengan pemaksaan maupun mengada-ada. Berilah pengertian yang jelas dahulu, sekaligus berilah teladan pula. Sebab dengan memberikan tanggung jawab dalam rumah akan dapat mengurangi waktu anak ‘kluyuran’ tidak karuan dan sekaligus dapat melatih anak mengetahui tugas dan kewajiban serta tanggung jawab dalam rumah tangga. Mereka dilatih untuk disiplin serta mampu memecahkan masalah sehari-hari. Mereka dididik untuk mandiri. Selain itu, berilah pengarahan kepada mereka tentang batasan teman yang baik.

Dalam Digha Nikaya III, 188, Sang Buddha memberikan petunjuk tentang kriteria teman baik yaitu mereka yang memberikan perlindungan apabila kita kurang hati-hati, menjaga barang-barang dan harta kita apabila kita lengah, memberikan perlindungan apabila kita berada dalam bahaya, tidak pergi meninggalkan kita apabila kita sedang dalam bahaya dan kesulitan, dan membantu sanak keluarga kita.

Sebaliknya, dalam Digha Nikaya III, 182 diterangkan pula kriteria teman yang tidak baik. Mereka adalah teman yang akan mendorong seseorang untuk menjadi penjudi, orang yang tidak bermoral, pemabuk, penipu, dan pelanggar hukum.

PENDIDIKAN
Memberikan pendidikan yang sesuai adalah merupakan salah satu tugas orangtua kepada anak seperti yang telah diterangkan oleh Sang Buddha dalam Digha Nikaya III, 188. Agar anak dapat memperoleh pendidikan yang sesuai, pilihkanlah sekolah yang bermutu. Selain itu, perlu dipikirkan pula latar belakang agama pengelola sekolah. Hal ini penting untuk menjaga agar pendidikan Agama Buddha yang telah diperoleh anak di rumah tidak kacau dengan agama yang diajarkan di sekolah. Berilah pengertian yang benar tentang adanya beberapa agama di dunia. Berilah pengertian yang baik dan bebas dari kebencian tentang alasan orangtua memilih agama Buddha serta alasan seorang anak harus mengikuti agama orangtua, Agama Buddha.Ketika anak telah berusia 17 tahun atau 18 tahun yang merupakan akhir masa remaja, anak mulai akan memilih perguruan tinggi. Orangtua hendaknya membantu memberikan pengarahan agar masa depan si anak berbahagia. Arahkanlah agar anak memilih jurusan sesuai dengan kesenangan dan bakat anak, bukan semata-mata karena kesenangan orang tua. Masih sering terjadi dalam masyarakat, orangtua yang memaksakan kehendaknya agar di masa depan anaknya memilih profesi tertentu yang sesuai dengan keinginan orangtua. Pemaksaan ini tidak jarang justru akan berakhir dengan kekecewaan. Sebab, meski memang ada sebagian anak yang berhasil mengikuti kehendak orangtuanya tersebut, tetapi tidak sedikit pula yang kurang berhasil dan kemudian menjadi kecewa, frustrasi dan akhirnya tidak ingin bersekolah sama sekali. Mereka malah pergi bersama dengan kawan-kawannya, bersenang-senang tanpa mengenal waktu bahkan mungkin kemudian menjadi salah satu pengguna obat-obat terlarang.

Anak pasti juga mempunyai hobi tertentu. Seperti yang telah disinggung di atas, biarkanlah anak memilih jurusan sekolah yang sesuai dengan kesenangan ataupun bakat dan hobi si anak. Tetapi bila anak tersebut tidak ingin bersekolah yang sesuai dengan hobinya, maka berilah pengertian kepadanya bahwa tugas utamanya adalah bersekolah sesuai dengan pilihannya, sedangkan hobi adalah kegiatan sampingan yang boleh dilakukan bila tugas utama telah selesai dikerjakan.

PENGGUNAAN WAKTU LUANG
Kegiatan di masa remaja sering hanya berkisar pada kegiatan sekolah dan seputar usaha menyelesaikan urusan di rumah, selain itu mereka bebas, tidak ada kegiatan. Apabila waktu luang tanpa kegiatan ini terlalu banyak, pada si remaja akan timbul gagasan untuk mengisi waktu luangnya dengan berbagai bentuk kegiatan. Apabila si remaja melakukan kegiatan yang positif, hal ini tidak akan menimbulkan masalah. Namun, jika ia melakukan kegiatan yang negatif maka lingkungan dapat terganggu. Seringkali perbuatan negatif ini hanya terdorong rasa iseng saja. Tindakan iseng ini selain untuk mengisi waktu juga tidak jarang dipergunakan para remaja untuk menarik perhatian lingkungannya. Perhatian yang diharapkan dapat berasal dari orangtuanya maupun kawan sepermainannya. Celakanya, kawan sebaya sering menganggap iseng berbahaya adalah salah satu bentuk pamer sifat jagoan yang sangat membanggakan. Misalnya, ngebut tanpa lampu dimalam hari, mencuri, merusak, minum minuman keras, obat bius, dan sebagainya.Munculnya kegiatan iseng tersebut selain atas inisiatif si remaja sendiri, sering pula karena dorongan teman sepergaulan yang kurang sesuai. Sebab dalam masyarakat, pada umunya apabila seseorang tidak mengikuti gaya hidup anggota kelompoknya maka ia akan dijauhi oleh lingkungannya. Tindakan pengasingan ini jelas tidak mengenakkan hati si remaja, akhirnya mereka terpaksa mengikuti tindakan kawan-kawannya. Akhirnya ia terjerumus. Tersesat.

Oleh karena itu, orangtua hendaknya memberikan pengarahan yang berdasarkan cinta kasih bahwa sikap iseng negatif seperti itu akan merugikan dirinya sendiri, orangtua, maupun lingkungannya. Dalam memberikan pengarahan, orangtua hendaknya hanya membatasi keisengan mereka. Jangan terlalu ikut campur dengan urusan remaja. Ada kemungkinan, keisengan remaja adalah semacam ‘refreshing’ atas kejenuhannya dengan urusan tugas-tugas sekolah. Dan apabila anak senang berkelahi, orangtua dapat memberikan penyaluran dengan mengikutkannya pada satu kelompok olahraga beladiri.

Mengisi waktu luang selain diserahkan kepada kebijaksanaan remaja, ada baiknya pula orangtua ikut memikirkannya pula. Orangtua hendaknya jangan hanya tersita oleh kesibukan sehari-hari. Orangtua hendaknya tidak hanya memenuhi kebutuhan materi remaja saja. Orangtua hendaknya juga memperhatikan perkembangan batinnya. Remaja, selain membutuhkan materi, sebenarnya juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Oleh karena itu, waktu luang yang dimiliki remaja dapat diisi dengan kegiatan keluarga sekaligus sebagai sarana rekreasi. Kegiatan keluarga ini hendaknya dapat diikuti oleh seluruh anggota keluarga. Kegiatan keluarga dapat berupa pembacaan Paritta bersama di Cetiya dalam rumah ataupun melakukan berbagai bentuk permainan bersama, misalnya scrabble, monopoli, dan lain sebagainya. Kegiatan keluarga dapat pula berupa tukar pikiran dan berbicara dari hati ke hati. Misalnya, dengan makan malam bersama atau duduk santai di ruang keluarga. Pada hari Minggu seluruh anggota keluarga dapat diajak kebaktian di Vihãra setempat. Mengikuti kebaktian, selain memperbaiki pola pikir agar lebih positif sesuai dengan Buddha Dhamma juga dapat menjadi sarana rekreasi. Hal ini dapat terjadi karena di Vihãra kita dapat berjumpa dengan banyak teman dan juga dapat berdiskusi Dhamma dengan para Bhikkhu maupun pandita yang dijumpai. Selain itu, dihari libur, seluruh anggota keluarga dapat bersama-sama pergi berenang, jalan-jalan ke taman ria atau mal, dan lain sebagainya.

UANG SAKU
Orangtua hendaknya memberikan teladan untuk menanamkan pengertian bahwa uang hanya dapat diperoleh dengan kerja dan keringat. Remaja hendaknya dididik agar dapat menghargai nilai uang. Mereka dilatih agar mempunyai sifat tidak suka memboroskan uang tetapi juga tidak terlalu kikir. Anak diajarkan hidup dengan bijaksana dalam mempergunakan uang dengan selalu menggunakan prinsip hidup ‘Jalan tengah’ seperti yang diajarkan oleh Sang Buddha.Ajarkan pula anak untuk mempunyai kebiasaan menabung sebagian dari uang sakunya. Menabung bukanlah pengembangan watak kikir, melainkan sebagai bentuk menghargai uang yang didapat dengan kerja dan semangat.

Pemberian uang saku kepada remaja memang tidak dapat dihindarkan. Namun, sebaiknya uang saku diberikan dengan dasar kebijaksanaan. Jangan berlebihan. Uang saku yang diberikan dengan tidak bijaksana akan dapat menimbulkan masalah. Yaitu:

Anak menjadi boros
Anak tidak menghargai uang, dan
Anak malas belajar, sebab mereka pikir tanpa kepandaian pun uang gampang.
PERILAKU SEKSUAL
Pada saat ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang menguatirkan. Para remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya. Mereka sudah mengenal istilah pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka, merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Akibatnya, di kalangan remaja kemudian terjadi persaingan untuk mendapatkan pacar. Pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang putus sekolah karena hamil. Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya.Dalam memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap remaja yang sedang jatuh cinta, orangtua hendaknya bersikap seimbang, seimbang antar pengawasan dengan kebebasan. Semakin muda usia anak, semakin ketat pengawasan yang diberikan tetapi anak harus banyak diberi pengertian agar mereka tidak ketakutan dengan orangtua yang dapat menyebabkan mereka berpacaran dengan sembunyi-sembunyi. Apabila usia makin meningkat, orangtua dapat memberi lebih banyak kebebasan kepada anak. Namun, tetap harus dijaga agar mereka tidak salah jalan. Menyesali kesalahan yang telah dilakukan sesungguhnya kurang bermanfaat.

Penyelesaian masalah dalam pacaran membutuhkan kerja sama orangtua dengan anak. Misalnya, ketika orangtua tidak setuju dengan pacar pilihan si anak. Ketidaksetujuan ini hendaknya diutarakan dengan bijaksana. Jangan hanya dengan kekerasan dan kekuasaan. Berilah pengertian sebaik-baiknya. Bila tidak berhasil, gunakanlah pihak ketiga untuk menengahinya. Hal yang paling penting di sini adalah adanya komunikasi dua arah antara orangtua dan anak. Orangtua hendaknya menjadi sahabat anak. Orangtua hendaknya selalu menjalin dan menjaga komunikasi dua arah dengan sebaik-baiknya sehingga anak tidak merasa takut menyampaikan masalahnya kepada orangtua.

Dalam menghadapi masalah pergaulan bebas antar jenis di masa kini, orangtua hendaknya memberikan bimbingan pendidikan seksual secara terbuka, sabar, dan bijaksana kepada para remaja. Remaja hendaknya diberi pengarahan tentang kematangan seksual serta segala akibat baik dan buruk dari adanya kematangan seksual. Orangtua hendaknya memberikan teladan dalam menekankan bimbingan serta pelaksanaan latihan kemoralan yang sesuai dengan Buddha Dhamma. Sang Buddha telah memberikan pedoman untuk bergaul yang tentunya juga sesuai untuk pegangan hidup para remaja. Mereka hendaknya dididik selalu ingat dan melaksanakan Pancasila Buddhis. Pancasila Buddhis atau lima latihan kemoralan ini adalah latihan untuk menghindari pembunuhan, pencurian, pelanggaran kesusilaan, kebohongan, dan mabuk-mabukan. Dengan memiliki latihan kemoralan yang kuat, remaja akan lebih mudah menentukan sikap dalam bergaul. Mereka akan mempunyai pedoman yang jelas tentang perbuatan yang boleh dilakukan dan perbuatan yang tidak boleh dikerjakan. Dengan demikian, mereka akan menghindari perbuatan yang tidak boleh dilakukan dan melaksanakan perbuatan yang harus dilakukan.

Tinggalkan komentar »

KIAT MENGATASI KENAKALAN REMAJA
Dikirim TIPS pada Januari 14, 2008 oleh h4b13
KIAT POKOK MENGATASI KENAKALAN REMAJA

Sebagian besar orangtua di jaman sekarang sangat sibuk mencari nafkah. Mereka sudah tidak mempunyai banyak kesempatan untuk dapat mengikuti terus kemana pun anak-anaknya pergi. Padahal, kenakalan remaja banyak bersumber dari pergaulan. Oleh karena itu, orangtua hendaknya dapat memberikan inti pendidikan kepada para remaja. Inti pendidikan adalah sebuah pedoman dasar pergaulan yang singkat, padat, dan mudah diingat serta mudah dilaksanakan.

Dengan memberikan inti pendidikan ini, kemana saja anak pergi ia akan selalu ingat pesan orangtua dan dapat menjaga dirinya sendiri. Anak menjadi mandiri dan dapat dipercaya, karena dirinya sendirinyalah yang akan mengendalikan dirinya sendiri. Selama seseorang masih memerlukan pihak lain untuk mengendalikan dirinya sendiri, selama itu pula ia akan berpotensi melanggar peraturan bila si pengendali tidak berada di dekatnya.

Inti pendidikan ini terdiri dari dua hal yaitu :

HIRI = MALU BERBUAT JAHAT
Benteng penjaga pertama agar remaja tidak salah langkah dalam hidup ini adalah menumbuhkan hiri atau rasa malu melakukan perbuatan yang tidak benar atau jahat.Dalam memberikan pendidikan, orangtua hendaknya dengan tegas dapat menunjukkan kepada anak perbedaan dan akibat dari perbuatan baik dan tidak baik atau perbuatan benar dan tidak benar. Kejelasan orangtua menerangkan hal ini akan dapat menghilangkan keraguan anak dalam mengambil keputusan. Keputusan untuk memilih kebaikan dan meninggalkan kejahatan. Penjelasan akan hal ini sebaiknya diberikan sejak dini. Semakin awal semakin baik.

Berikanlah pengertian dan teladan tentang latihan kemoralan. Berikanlah kesempatan anak agar dapat meniru perilaku kebajikan orangtuanya. Ajarkan dan didiklah mereka untuk tidak melakukan pembunuhan, pencurian, pelanggaran kesusilaan, kebohongan, dan mabuk-mabukan. Gunakanlah acara-acara di televisi sebagai alat pengajaran. Tunjukkan kepada mereka bahwa kejahatan tidak akan pernah menang. Kejahatan akan musnah pada akhirnya. Sebaliknya, walaupun kebaikan kadang menderita di awalnya akhirnya akan memperoleh kebahagiaan juga.

Apabila anak sudah dapat dengan jelas membedakan kebaikan dan keburukan, tahap berikutnya adalah menumbuhkan rasa malu untuk melakukan kejahatan. Kondisikanlah pikiran anak punya rasa malu, merasa tidak pantas melakukan pelanggaran peraturan kemoralan baik yang diberikan oleh Sang Buddha maupun oleh masyarakat lingkungan. Mengkondisikan munculnya rasa malu dapat menggunakan cara seperti ketika orangtua mengenalkan pakaian kepada anak-anaknya. Orangtua selalu berusaha memberikan pakaian yang layak untuk anak-anaknya. Namun, apabila suatu saat anak mengenakan pakaian dengan tidak pantas atau mungkin tersingkap sedikit, orangtua segera membenahinya dan mengatakan, menegaskan bahwa hal itu memalukan. Sikap itu masih berkenaan dengan masalah pakaian fisik. Pakaian batin pun juga demikian. Orangtua bila mengetahui bahwa anaknya melakukan suatu perbuatan yang tidak pantas maka katakan segera bahwa hal itu memalukan. Kemudian berikanlah saran agar dia tidak mengulangi perbuatan itu lagi. Bila perbuatan itu masih diulang, berilah sanksi. Berilah hukuman yang mendidik bila perbuatan itu tetap diulang. Usahakan dengan berbagai cara agar anak tidak lagi mengulang perbuatan yang tidak baik itu.

OTTAPPA = TAKUT AKIBAT PERBUATAN JAHAT
Apabila anak bertambah besar, orangtua selain menunjukkan bahwa suatu perbuatan tertentu tidak pantas, memalukan untuk dilakukan oleh anaknya, maka orangtua dapat meningkatkannya dengan memberikan uraian tentang akibat perbuatan buruk yang dilakukan anaknya. Akibat buruk terutama adalah yang diterima oleh si anak sendiri, kemudian terangkan pula dampak negatif yang akan diterima pula oleh orangtua, keluarganya serta lingkungannya. Orangtua dapat memberikan perumpamaan bahwa bila diri sendiri tidak ingin dicubit, maka janganlah mencubit orang lain. Artinya, apabila kita tidak senang terhadap suatu perbuatan tertentu, sebenarnya hampir semua orang pun bahkan semua mahluk cenderung tidak suka pula dengan hal itu. Rata-rata semua mahluk, dalam hal ini, manusia memiliki perasaan serupa. Penjelasan seperti ini akan membangkitkan kesadaran anak bahwa perbuatan buruk yang tidak ingin dialaminya akan menimbulkan perasaan yang sama bagi orang lain. Dan apalagi bila telah tiba waktunya nanti, kamma buruk berbuah, penderitaan akan mengikuti si pelaku kejahatan.
Menumbuhkembangkan perasaan malu dan takut melakukan perbuatan yang tidak baik ataupun berbagai bentuk kejahatan inilah yang akan menjadi ‘pengawas setia’ dalam diri setiap orang, khususnya para remaja. Selama dua puluh empat jam sehari, ‘pengawas’ ini akan melaksanakan tugasnya. Kemanapun anak pergi, ia akan selalu dapat mengingat dan melaksanakan kedua hal sederhana ini. Ia akan selalu dapat menempatkan dirinya sendiri dalam lingkungan apapun juga sehingga akan mampu membahagiakan dirinya sendiri, orangtua dan juga lingkungannya. Orangtua sudah tidak akan merasa kuatir lagi menghadapi anak-anaknya yang beranjak remaja. Orangtua tidak akan ragu lagi menyongsong era globalisasi. Orangtua merasa mantap dengan persiapan mental yang telah diberikan kepada anak-anaknya. Oleh karena itu, pendidikan anak di masa kecil yang sedemikian rumit tampaknya, akan dapat dinikmati hasilnya di hari tua.

Sesungguhnya memang diri sendiri itulah pelindung bagi diri sendiri. Suka dan duka yang kita alami adalah hasil perbuatan kita sendiri. Sebab, oleh diri sendiri kejahatan dilakukan; oleh diri sendiri pula kejahatan dapat dihindarkan. Oleh karena itu, dengan memberikan pengertian yang baik tentang inti pendidikan tersebut kepada anak-anak, diharapkan anak akan dapat membawa diri dan menjaga dirinya sendiri agar dapat tercapai kebahagiaan. Kebahagiaan bagi dirinya sendiri. Kebahagiaan bagi orangtuanya. Kebahagiaan bagi lingkungannya.

Tinggalkan komentar »

PERILAKU REMAJA ZAMAN SEKARANG
Dikirim Berita pada Januari 14, 2008 oleh h4b13
KLO berani satu lawan satu! Itu ungkapan spontan yang dikeluarkan para remaja sebelum tawuran antar-pelajar, mahasiswa, bahkan pejabat teras ataupun aksi yang kini marak dikategorikan sebagai tindakan premanisme. Di antara ungkapan itu, ada persamaan yang jelas terlihat. Pelaku yang terlibat umumnya kaum adam. Jelas, jika ungkapan itu sangat lazim diucapkan. Tapi persamaan lainnya, mereka umumnya golongan remaja. Tapi bagaimana jika pelakunya kaum hawa? Yang menarik dalam kehidupan sehari-hari tidak jarang mereka mengeluarkan ucapan yang sering dilontarkan oleh kaum adam, kaum hawa yang konon sering dikategorikan sebagai kaum yang lemah!

Sebenarnya itu bukan hal baru . bahkan diantara banyak kasus Penganiayaan itu lebih beken disebut salah satu tindakan penggencetan. Penggencetan itu sendiri tidak hanya dilakukan dengan kontak fisik, tapi bisa hanya dengan teguran keras, atau teror lewat sms atau media lainnya.

Tidak bisa dipungkiri, hal itu sudah menjadi tradisi dari senior kepada junior yang dilakukan karena banyak alasan. Mulai dari alasan yang jelas sampai alasan yang lucunya tidak disebutkan si senior sampai kapanpun! Ya.. seperti tayangan di sinetron remaja yang lagi “in” sekarang ini!

Perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja digolongkan sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja (juvenile deliquency). Kenakalan remaja dalam hal perkelahian, dapat digolongkan ke dalam dua jenis delikuensi, yaitu situasional dan sistematik.

Pada delikuensi situsional, perkelahian terjadi karena adanya situasi yang mengharuskan mereka untuk berkelahi. Sedangkan pada delikuensi sistematik, para remaja yang terlibat perkelahian itu berada dalam satu geng atau organisasi. Di sini ada norma, aturan, dan kebiasaan tertentu yang harus diikuti anggota termasuk berkelahi.

Sebagai anggota mereka bangga melakukan apa yang diharapkan. Kejadian itu berkaitan dengan emosinya yang dikenal dengan masa strom dan stress. Dipengaruhi lingkungan tempat tinggal, keluarga, dan teman sebaya serta semua kegiatan sehari-hari.

Memotivasi diri

Goleman (1997) mengatakan, koordinasi suasana hati inti dari hubungan sosial yang baik. Seorang yang pandai menyesuaikan diri atau dapat berempati, ia memiliki tingkat emosionalitas yang baik. Kecerdasan emosional lebih untuk memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa.

Lima wilayah kecerdasan emosional sebagai pedoman setiap individu, untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan sehari-hari. Yakni mengenali emosi, kesadaran diri dalam mengenali perasaan ketika perasaan itu terjadi sebagai dasar kecerdasan emosi, sehingga kita bisa peka pada perasaan sesungguhnya dan tepat dalam pengambilan keputusan masalah.

Mengelola emosi, berarti menangani perasaan agar perasaan terungkap dengan tepat memotivasi diri mengenali emosi orang lain empati atau mengenal emosi orang lain, dibangun berdasar pada kesadaran diri. Orang yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan emosi sendiri, dapat dipastikan tidak akan mampu menghormati perasaan orang lain.

Membina hubungan dengan orang lain, sebagai makluk sosial, individu dituntut dapat menyelesaikan masalah dan mampu menampilkan diri, sesuai aturan yang berlaku. Karena itu remaja agar memahami dan mengembangkan keterampilan sosialnya.

Kegagalan remaja dalam menguasai keterampilan sosial akan menyebabkan ia sulit meyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Sehingga timbul rasa rendah diri, dikucilkan dari pergaulan, cenderung berperilaku normatif (misalnya, asosial ataupun anti-sosial). Bahkan lebih ekstrem biasa menyebabkan terjadinya gangguan jiwa, kenakalan remaja, tindakan kriminal, tindakan kekerasan, dsb.

Beberapa aspek yang menuntut keterampilan sosial (dalam Davis dan Forsythe, 1984). Yaitu keluarga, hal yang paling penting diperhatikan orang tua, menciptakan suasana demokratis dalam keluarga. Sehingga remaja dapat menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua dan saudara.

Lingkungan, pengenalan lingkungan lebih luas dari keluarga. Kepribadian, diberikan penanaman sejak dini, nilai-nilai yang menghargai harkat dan martabat orang lain tanpa mendasarkan pada hal fisik seperti materi dan penampilan. Rekreasi, pergaulan dengan lawan jenis, pendidikan, persahabatan dan solidaritas kelompok.

Remaja diajarkan lebih memahami diri sendiri (kelebihan dan kekurangannya), agar ia mampu mengendalikan dirinya. Sehingga dapat bereaksi secara wajar dan normatif, dibiasakan untuk menerima orang lain, tahu dan mau mengakui kesalahannya.

Dengan cara itu remaja tidak akan terkejut menerima kritik atau umpan balik dari sekitar, mudah bersosialisasi, memiliki solidaritas tinggi, diterima di lingkungan lain. Sehingga akan mampu membantu menemukan dirinya sendiri dan mampu berperilaku sesuai norma yang berlaku

Tidak ada komentar: